Hampir sudah dapat dipastikan seorang manusia akan menemukan permasalahan dalam kehidupannya. Tidak ada satu orang pun yang tidak memiliki permasalahan diatas dunia ini. Yang berbeda hanyalah seberapa kadar besar atau kecilnya sebuah permasalahan. Permasalahan bukan hanya milik orang-orang yang tidak memiliki materi saja, tapi permasalahan juga pasti bakal menimpa orang-orang yang berlimpahan materi.
Bahkan Al-Qur'an sendiri sudah sangat gamblang menjelaskan bahwa permasalahan sudah pasti ada. Bahkan sejak zaman dahulu kala. Sebuha contoh bagaimana yang Allah tuangkan dalam QS. Hud : 78 yang artinya :
“Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal”.
Dari ayat ini Allah ingin menggambarkan kepada kita tentang beberapa hal, antara lain :
1. Permasalahan selalu ada ditengah-tengah msayarakat.
Di ayat ini Allah ceritakan betapa kaum Nabi Luth telah melakukan kerusakan dab kemungkaran yang begitu besar. Permasalahan ini pun menjadi fokus perhatian Nabi Luth agar tidak semakin parah dan menjadi luas. Karena yang dikhawatirkan adalah sebuah perbuatan keji akan berdampak besar jika tidak cepat ditanggulangi dengan benar.
Beginilah seharusnya sikap seorang dai, ketika ia melihat sebuah kerusakan diatas muka bumi, ada upaya yang dilakukannya guna mencegah terjadinya dampak yang lebih besar.
2. Solusi konkrit
Dakwah juga harus mampu memberikan solusi atas permasalahan yang sedang terjadi. Bukan hanya mampu mengatakan sebuah kesalahan, tapi paling tidak juga harus mampu memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan tersebut.
Demikianlah yang dilaksanakan oleh Nabi Luth ketika menghadapi kemungkaran kaumnya. Ia justru memberikan solusi berupa putri-putrinya untuk dinikahi guna mengatasi penyimpangan seksual yang terjadi ditengah kaumnya.
Inilah PR terbesar dakwah abad ini, bukan hanya mampu mengatakan yang hak dan yang bathil. Tapi juga harus mampu memberikan alternatif solusi bagi permasalahan yang ada. Siapkah kita menjadi agen perubah yang solutif? Atau siapkah kita menjadi solusi bagi permasalahan yang ada? Semoga.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 comments:
Posting Komentar